Boneka Batik Buatan Napi Jika biasanya narapidana dipandang sebelah mata namun tidak bagi Lusia Efriana, dia justru memberdayakan para napi untuk menjalankan bisnisnya. Usaha sosial yang dikelola berawal dari yayasan Cinderela From Indonesia Center (CFIC) yakni sebuah organisasi nir laba yang memberikan pembinaan sekaligus keahlian bagi anak jalanan, narapidana, penderita HIV/AIDS hingga single parents. Artikel terkait : 10 Ide Usaha Kreatif dan Unik ini Terbukti Menghasilkan Banyak Duit. Yuk Coba! Awalnya hanya single parents saja yang dibina oleh Lusiana untuk membuat boneka batik. Agar bisa membantu mereka yang memerlukan biaya lebih untuk anak-anaknya. Namun karena dititipkan anak jalanan akhirnya terpikir oleh Lusia untuk memberdayakan mereka, karena tidak mungkin selalu bergantung hidup padanya. Tak lama kemudian Lusi pun mulai memberdayakan para napi untuk bisnisnya. Ide tersebut muncul dari mimpinya. Awalnya Lusi hanya memberikan buku gratis dan motivasi. Namun pikir Lusia, motivasi saja tidak cukup bagi para napi. Mereka membutuhkan sebuah pekerjaan yang bisa mendapatkan upah. Hingga akhirnya dia memberdayakan para napi untuk membuat boneka batik dengan desain sesuai dengan kreasi mereka. Boneka batik yang mereka hasilkan bukan hanya dijual di Indonesia namun juga beberapa negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Amerika dan Austaralia. Morbi+, Bisnis Biskuit Untuk Mal Nutrisi Bisnis yang satu ini patut dicoba bagi Anda yang ingin usaha bidang sosial. Selain mendapatkan uang bisnis ini bisa mengatasi kekurangan gizi bagi balita yang kini banyak terjadi di pelosok negeri. Salah orang yang menjalankan usaha sosial ini adalah seorang dokter bernama Fatimah, dosen Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia. Riliv, Aplikasi Mendengarkan Curhatan Orang Galau Ide usaha ini sangat membantu di bidang psikologis. Karena Riliv merupakan social network yang menghibungkan setiap orang yang memiliki permasalahan pribadi. Mereka bisa curhat mengenai masalahnya melaului konseling online. Jadi orang yang curhat tersebut mencurhatkan masalahnya melalui teks. Sementara yang akan mendengarkannya adalah orang-orang yang memiliki keahlian dalam bidang psikologi yang disebut dengan Reliever. Selain mendengarkan para Reliever pun akan memberikan masukkan yang berdasarkan ilmu psikologi. Selain itu dengan cara ini maka orang-orang bisa curhat tanpa khawatir identitas mereka akan bocor.